I.2.. AKU PERCAYA AKAN ALLAH BAPA
AKU PERCAYA AKAN ALLAH, BAPA YANG MAHAKUASA,
PENCIPTA LANGIT DAN BUMI
(Sumber: Kompedium Katekismus Gereja Katolik No.57-78)
57. Jika Allah itu mahakuasa dan mahabaik, mengapa ada kejahatan?
Terhadap pertanyaan ini, yang menyedihkan dan sekaligus juga misterius, hanya keseluruhan iman Kristenlah yang dapat memberikan jawaban. Allah sama sekali bukanlah penyebab kejahatan, baik langsung maupun tidak langsung. Dia menerangi misteri kejahatan di dalam Putra-Nya, Yesus Kristus, yang wafat dan bangkit untuk mengalahkan kejahatan moral itu, yaitu dosa manusia, yang menjadi akar dari semua kejahatan lain.
58. Mengapa Allah mengizinkan kejahatan ada?
Iman memberikan kepastian kepada kita bahwa Allah tidak akan mengizinkan kejahatan jika Dia tidak menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan itu. Hal ini dilaksanakan oleh Allah dengan cara yang menakjubkan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Kenyataannya, dari kejahatan moral yang paling besar dari semuanya (pembunuhan Putra-Nya), Dia membawa kebaikan yang paling besar dari semuanya (kemuliaan Kristus dan penebusan kita).
Surga dan Bumi
59. Apa yang diciptakan Allah?
Kitab Suci mengatakan, “Pada awal mula, Allah menciptakan langit dan bumi” (Kej 1:1). Gereja dalam pengakuan imannya menyatakan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, yang kelihatan dan tak kelihatan, semua makhluk spiritual dan yang bertubuh, yaitu para malaikat dan dunia yang kelihatan, khususnya, manusia.
60. Siapa para malaikat itu?
Malaikat-Malaikat adalah makhluk murni spiritual, bukan makhluk bertubuh, tak kelihatan, tak dapat mati, dan berpribadi, dianugerahi akal dan kehendak. Mereka mengontemplasikan dan bertatap muka dengan Allah terus-menerus, dan mereka memuliakan-Nya. Mereka mengabdi-Nya dan menjadi pembawa pesan dalam melaksanakan misi penyelamatan-Nya bagi semua.
61. Dengan cara bagaimana para malaikat hadir dalam kehidupan Gereja?
Gereja bergabung dengan para malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka dan memperingati mereka dalam liturgi.
62. Apa yang diajarkan oleh Kitab Suci tentang penciptaan dunia yang kelihatan?
Melalui kisah penciptaan dalam “enam hari”, Kitab Suci mengajarkan nilai dunia yang diciptakan dan tujuannya, yaitu untuk memuji Allah dan melayani umat manusia. Setiap ciptaan menerima eksistensinya dari Allah, dan dari Dia pulalah manusia menerima kebaikan dan kesempurnaannya, hukum dan tempatnya sendiri di dalam alam semesta.
63. Di mana tempat pribadi manusia dalam penciptaan?
Pribadi manusia merupakan puncak ciptaan yang kelihatan sejauh dia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
64. Hubungan apa yang ada di antara barang-barang ciptaan?
Ada saling ketergantungan dan hierarki di antara makhluk-makhluk sebagaimana yang dikehendaki Allah. Sekaligus terdapat kesatuan dan solidaritas di antara para makhluk karena semuanya mempunyai Pencipta yang sama, semuanya dicintai oleh-Nya dan diatur untuk kemuliaan-Nya. hukum-hukum yang tertulis dalam penciptaan dan relasi-relasi yang berasal dari kodrat ciptaan itu merupakan prinsip kebijaksanaan dan dasar moralitas.
65. Apa hubungan antara karya penciptaan dan karya penebusan?
Karya Penciptaan berpuncak pada karya yang lebih besar lagi, yaitu karya penebusan yang dalam kenyataannya membangkitkan ciptaan baru yang di dalamnya segala sesuatu akan menemukan kembali makna dan kepenuhannya.
Manusia
66. Dalam arti apa kita mengerti bahwa manusia, laki-laki dan perempuan, diciptakan “menurut gambaran Allah”?
Pribadi manusia diciptakan menurut gambar Allah dalam arti bahwa dia mampu mengenal dan mencintai Penciptanya secara bebas. Manusia adalah satu-satunya makhluk di dunia yang dikehendaki Allah demi mereka sendiri, dan dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan ilahi-Nya melalui pengenalan dan cinta kasih. Semua manusia, karena diciptakan menurut gambaran Allah, mempunyai martabat sebagai seorang pribadi. Seorang pribadi bukanlah sesuatu barang, tetapi seseorang yang mampu mengenal dirinya sendiri dan memberikan dirinya dengan bebas dan masuk ke dalam persatuan dengan Allah dan pribadi-pribadi lainnya.
67. Apa tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan?
Allah menciptakan segala sesuatu bagi mereka, tetapi Dia menciptakan mereka untuk mengenal, melayani, dan mencintai Allah, untuk mempersembahkan semua ciptaan di dunia ini sebagai rasa syukur dan terima kasih kepada-Nya dan untuk mengangkatnya ke dalam hidup bersama Dia di surga. Hanya dalam misteri penjelmaan Sang Sabda, misteri pribadi manusia dapat dimengerti secara baru. Laki-laki dan perempuan ditakdirkan untuk menghasilkan kembali gambar Putra Allah yang menjadi manusia, Allah yang tidak kelihatan" (Kol 1:15).
68. Mengapa bangsa manusia membentuk satu kesatuan?
Seluruh umat manusia membentuk satu kesatuan bangsa manusia karena semua mempunyai asal yang sama, yang juga berasal dari Allah (Kis 17:26). Semua mempunyai satu Penyelamat, dan dipanggil untuk ambil bagian dalam kebahagiaan abadi bersama Allah.
69. Bagaimana jiwa dan badan membentuk satu kesatuan dalam manusia?
Pribadi manusia adalah satu wujud jasmani sekaligus rohani. Dalam manusia, roh dan materi membentuk satu kodrat. Kesatuan ini begitu dalam sehingga berkat prinsip spiritual, yaitu jiwa, badan yang adalah materi menjadi badan manusia yang hidup dan berpartisipasi dalam martabat gambaran Allah.
70. Dari mana jiwa berasal?
Jiwa yang bersifat rohani tidak berasal dari orang tua, tetapi diciptakan secara langsung oleh Allah dan bersifat abadi. Jiwa tidak ikut mati pada saat dipisahkan dari badan dalam kematian, dan jiwa akan dipersatukan kembali dengan badan pada hari kebangkitan.
71. Hubungan apa yang ditetapkan Allah antara laki-laki dan perempuan?
Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dalam martabat yang setara karena mereka adalah pribadi-pribadi manusia. Sekaligus mereka diciptakan untuk saling melengkapi karena mereka laki-laki dan perempuan. Allah menghendaki agar Mereka juga dipanggil untuk meneruskan kehidupan manusia dengan menjadi “satu daging” dalam perkawinan (Kej 2:24). Mereka juga dipanggil untuk menaklukkan dunia sebagai “pelayan” Allah.
72. Bagaimana kondisi asli manusia menurut rencana Allah?
Dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, Allah memberikan kepada mereka suatu partisipasi khusus dalam kehidupan ilahi-Nya, dalam kesucian dan keadilan. Dalam rencana Allah, mereka tak akan mengalami penderitaan atau kematian. Selain itu, terdapat harmoni sempurna dalam diri manusia, antara makhluk ciptaan dan Penciptanya, antara laki-laki dan perempuan, juga antara pasangan manusia yang pertama dan semua ciptaan.
Jatuh ke Dalam Dosa
73. Bagaimana kita seharusnya memahami realitas dosa?
Dosa ada dalam sejarah manusia. Realitas dosa dapat dipahami dengan jelas hanya dalam terang wahyu ilahi dan terutama dalam terang Kristus Penyelamat semuanya. Ketika dosa begitu banyak, Dia melimpahkan rahmat lebih banyak lagi.
74. Apa kejatuhan para malaikat itu?
Ungkapan ini menyatakan bahwa Setan dan iblis-iblis lainnya, yang dibicarakan oleh Kitab Suci dan Tradisi Gereja, pada awalnya adalah para malaikat yang diciptakan dengan baik oleh Allah. Tetapi, mereka berubah menjadi jahat karena, melalui pilihan yang bebas dan definitif, menolak Allah dan Kerajaan-Nya sehingga memunculkan neraka. Mereka mencoba membujuk manusia untuk bersekutu dengan mereka memberontak melawan Allah. Namun, Allah telah memastikan kemenangan terhadap Kejahatan dalam Kristus.
75. Apa dosa manusia yang pertama itu?
Ketika dicobai iblis, manusia pertama, laki-laki dan perempuan, telah membiarkan kepercayaan kepada Sang Pencipta mati dari dalam hati mereka. Dalam ketidaktaatan, mereka ingin menjadi “seperti Allah”, tetapi tanpa Allah dan tidak selaras dengan-Nya (Kej 3:5). Karena itu, Adam dan Hawa langsung kehilangan rahmat asali kesucian dan keadilan bagi mereka sendiri dan semua keturunan mereka.
76. Apa dosa asal itu?
Dosa asal yang di dalamnya semua manusia dilahirkan adalah keadaan tiadanya kesucian dan keadilan asali. Dosa asal adalah dosa yang “membelenggu” kita, bukan sesuatu yang kita lakukan, merupakan suatu keadaan kelahiran dan bukan suatu tindakan pribadi. Karena kesatuan asali seluruh umat manusia, dosa asal ini diturunkan kepada keturunan Adam “bukan dengan peniruan, tetapi lewat pembiakan”. Pewarisan ini menjadi misteri yang tidak dapat kita pahami sepenuhnya.
77. Apa konsekuensi-konsekuensi lain yang muncul dari dosa asal?
Sebagai konsekuensi dosa asal, kodrat manusia terluka dalam kekuatan alamiahnya tanpa menjadi rusak secara total. Karena dosa asal ini, muncullah kebodohan, penderitaan, kekuasaan maut, dan kecenderungan terhadap dosa. Kecenderungan ini disebut konkupisensi.
78. Setelah dosa yang pertama, apa yang dilakukan oleh Allah?
Sesudah dosa yang pertama, dunia dibanjiri dosa, tetapi Allah tidak membiarkan manusia berada di bawah kuasa maut. Dalam “Protoevangelium” akan dikalahkan dan manusia akan diangkat dari kedosaannya. Pernyataan ini pada masa yang akan datang disebut dengan “kedosaan yang membahagiakan” karena “memunculkan Penebus Agung bagi kita” (Liturgi Malam Paskah).
Tidak ada komentar