TEMU OMK SEDEKENAT KOTAWARINGIN BARAT 2018

"OMK yang Bersaudara dalam Kristus dan Kreatif dalam Bertindak”


Kamis, 05 Juli – Minggu, 08 Juli 2018 telah diadakan Temu OMK Sedekenat Kota Waringan Barat, yang diadakan di Paroki St. Paulus, Pangkalan Bun. Hadir dalam pertemuan ini  231 OMK, 16 pendamping dan 6 pastor dari Paroki St. Paulus-Pangkalan Bun, Paroki Raja Semesta Alama-Nanga Bulik, Paroki St. Petrus-Sukamara dan Paroki St. Yosef-Kudangan. Kegiatan Temu OMK Sedekenat Kobar ini adalah bagian pembinaan OMK yang berjenjang dari tingkat Paroki, Dekenat dan Keuskupan. Temu OMK sedekenat Kobar kali ini bertemakan, “OMK yang Bersaudara dalam Kristus dan Kreatif dalam Bertindak”.

Misa Pembukaan

Temu OMK Sedekenat Kobar dimulai dengan misa pembukaan pada Kamis, 5 Juli 2018, pukul 18.00 yang dipimpin RP. Petrus Kanisius Mbay CSsR sebagai selebran utama di dampingi oleh RP. Franciscus Cahyo Widiyanto OFMCap dan RP. Fransiskus Forgione OFMCap serta RP. Lambertus Bayo Sogen CSsR, RP. Heri Hera CSsR dan RP. Gabriel Markota CSsR sebagai konselebran. Misa pembukaan temu OMK sedekenat Kobar ini berlangsung dengan hidup, indah dan menyentuh iman. Untuk Koor dianimasi oleh OMK Pangkalan Bun, tarian persembahan dibawakan oleh Nanga Bulik. Sementara lektor dan Mazmur dari Paroki Sukamara.


Dalam homili pembukaan Temu OMK Sedekenat Kobar, Pastor Forgione OFMCap sebagai Pastor Moderator OMK, mengatakan, dasar persaudaraan kita adalah iman akan Yesus, yang mengajarkan, bahwa kita semua adalah saudara, karena kita berasal dari satu Allah yang sama, yakni Allah Bapa di surga. Berangkat dari persaudaraan se-Bapa inilah, maka OMK dapat bersaudara satu dengan yang lain. termasuk yang berbeda iman, suku dan golongan, peduli dengan orang lain yang memerlukan pertolongan.

Dalam semangat persaudaraan, OMK hendaknya juga mampu mengembangkan skill, kemampuan, talenta dengan tidak melupakan semangat bekerja sama satu dengan yang lain. Jika OMK solid, peduli dengan yang lain dan tidak memikirkan ego pribadi, maka yakinlah Gereja bertumbuh dengan baik dan menjadi tanda perdamaian di dalam gereja dan masyarakat.

Malam Keakraban

Malam keakraban yang berlangsung pada Kamis, 5 Juli 2018 diikuti oleh semua OMK dengan penuh semangat dan suka cita. Apalagi Sr. Hilda SSpS dan Mbak Titin sebagai animator dapat membawa OMK pada suasana keakraban dalam gerak dan lagu.


Pada kesempatan malam keakraban, Bapak Dionisius Yohanes Leonardi Prayitno sebagai Ketua Panitia Temu OMK Sedekenat mengucapkan terima kasihnya atas partisipasi OMK, pendamping dan para Pastor untuk kegiatan OMK Sedekanat Kobar ini. Panitia bersama Dewan Paroki St. Paulus, Pangkalan Bun bersedia melaksanakan tugas yang diserahkan, karena kegiatan ini adalah tanggung jawab moral orang tua untuk mempersiapkan orang muda, agar di masa depan, mereka siap melanjutkan tongkat kepemimpinan, baik di Gereja masing-masing, maupun di masyarakat.


OMK Bersaudara dalam Kristus

P. Iosephus Erwin OFMCap ketika memaparkan tema Temu OMK Sedekenat Kobar mengatakan, dasar persaudaraan dalam Kristus berakar dalam baptisan. Dari sudut biblis, persaudaraan dalam Kristus ini mengandung di dalamnya tiga unsur yang harus ada. Pertama, bersaudara di dalam kristus (Luk. 8: 19-21). Artinya persaudaraan di dalam Yesus tidak meniadakan pentingnya hubungan keluarga oleh ikatan darah, namun yang jauh lebih penting adalah kekeluargaan di dalam Tuhan. Siapapun yang mendengar dan melakukan firman Allah adalah bersaudara dan satu keluarga di dalam Tuhan. Kedua, kamu semua adalah saudara. (Mat 23:8). Jadi sebagai orang Kristen sejati, tidak dipermasalahkan lagi perbedaan antara Suku, Bahasa, Ras dan Bangsa, karena Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang (Lihat Rm. 10: 12). Ketiga, perintah saling mengasihi (Yoh. 15: 12-17). Artinya persaudaraan dalam Kristus mesti diwujudkan dengan kasih yang rela berkorban sebagaimana dicontohkan Yesus sendiri. Persaudaraan dalam Kristus ini hendaknya selalu ada dan hidup di dalam diri setiap OMK. Bukan hanya satu atau dua hari, tetapi untuk seumur hidup,”Hendaklah kasih persaudaraan tetap ada di antara kamu.” (Ibr. 13:1).


Agar persaudaraan dalam Kristus ini tidak hanya tinggal dalam teori dalam diri OMK, maka RP. Iosephus Erwin OFMCap kemudian memberikan tujuh resep untuk mewujudkan persaudaraan dalam Kristus itu.  Pertama, “Jangan melupakan sifat suka menerima tamu.” (Baca Ibr. 13.2 dan Kej 18: 2-5; 19:1-3). Artinya sebagai OMK janganlah jemu-jemu berbuat kebaikan. Kedua, ”Hendaklah kamu merasa puas dengan perkara-perkara yang ada padamu.”  (Baca Ibr. 13:5.). Dengan prinsip ini OMK tidak akan iri terhadap orang lain atau menjadi tamak. Kalau kita puas dengan apa yang ada, maka kita akan bermurah hati (1 Tim. 6:17-19). Ketiga, “Tabahlah.” (Baca Ibrani 13:6.). Tabah di sini bukan hanya tabah dalam perkara kecil, tetapi juga ketika mengalami penderitaan yang berat. OMK bisa tabah karena pembebasan kita sudah dekat (Luk. 21:25-28). Keempat, ”Ingatlah akan mereka yang mengambil pimpinan di antara kamu.” (Baca Ibr. 13:7, 17.). Dengan prinsip ini, OMK akan “menghormati mereka melebihi yang biasa dengan kasih oleh karena pekerjaan mereka” (1 Tes. 5:13). Kelima, ”Hendaklah pernikahan terhormat di antara kamu semua.” (Baca Ibrani 13:4.). Dengan Firman Tuhan ini kita diingatkan, kalau kita melakukan hubungan amoral, maka kita menyakiti orang itu dan keluarganya. Kita juga merusak kepercayaan di antara saudara-saudari (1 Tes. 4:3-8). Keenam, Ora et Labora. Artinya OMK yang bersaudara dalam Kristus senantiasa berdoa dan bekerja. Dan yang ketujuh,  rayakan (Ikuti) ekaristi setiap hari Minggu, karena ekaristi adalah sumber dan puncak iman kristiani.


Untuk mengasah kreativitas OMK, maka tema persaudaraan dalam Kristus ini selanjutnya digeluti dalam 10 kelompok. Empat kelompok membuat lagu (St. Benediktus, St. Krispinus, St. Felix, St. Fidelis). Tiga kelompok membuat drama/teks drama (St. Ignarius, St. Yosep, St. Krispinus). Tiga kelompok membuat pantomim (St. Thomas, St. Serapinus dan St. Dismas). Pada akhirnya hasil kelompok ditampilkan di antara OMK sendiri. Dan hasilnya? Luar biasa kreatif dan muantap.

Outbound

Setelah OMK bergelut di dalam ruangan dengan pemahaman materi berkaitan dengan tema pertemuan: “OMK yang Bersaudara dalam Kristus dan Kreatif dalam Bertindak”, maka kegiatan di luar berupa Outbound juga tidak dilupakan.


Ada lima permainan yang dipersiapkan di masing-masing pos, yakni permainan Permadani Botol, Bom Telor, Estafet Ember berisi bola, Tali Batu dan Gelas UFO. Outbound sendiri berlangsung seru, meriah, antusias, ada kegembiraan kala kelompok berhasil mengerjakan tugas, tetapi juga kecewa, jika gagal.


Dengan adanya Outbound ini diharapkan OMK dapat melatih kerjasama dan kekompakan di dalam kelompok, dapat mencapai tujuan secara bersama, dapat menyampaikan informasi yang tepat, melatih kepemimpinan dan konsentarasi. Juga untuk merangsang kreativitas, belajar manajemen untuk mencapai sasaran, melatih kemampuan untuk menelaah dan menyelidiki sesuatu sehingga mudah dipahami dan dipecahakan. Akhirnya dengan adanya Outbound ini OMK dapat meningkatkan kepercayaan dirinya terhadap kemampuan yang dimilikinya.


Sesudah Outbound selesai, malam harinya OMK mengadakan Malam Persaudaraan di mana masing-masing OMK paroki menampilkan kreatifitas yang sudah mereka siapkan entah berupa tari-tarian, vocal group, pantomim, ataupun kreasi lainnya.

Misa Penutup

Misa penutup Temu OMK Sedekenat Kobar diadakan pada Minggu, 8  Juli 2018 pukul 07.30 di Gereja St. Paulus, Pangkalan Bun bersama seluruh umat. Sebagai selebran utama misa pada penutupan ini adalah RP. Franciscus Cahyo Widiyanto OFMCap, yang didampingi oleh RP. Fransiskus Forgione OFMCap, RP. Lambertus Bayo Sogen CSsR dan RP. Gabriel Markota CSsR sebagai konselebran. Liturgi misa dianimasi oleh OMK sedekenat Kobar. Petugas koor dari OMK Nanga Bulik, petugas lektor dari Sukamara, pembawa persembahan diiringi tarian dari OMK Pangkalan Bun dan pemazmur dari OMK kudangan.


Dalam homilinya Pastor Forgione OFMCap dengan menyitir Yesus yang ditolak di kampung halaman-Nya di Nazaret, mengajak OMK dan seluruh umat, agar mereka tidak menolak orang yang memerlukan bantuan mereka, karena di dalam diri mereka yang lapar, haus, orang asing, telanjang, sakit dan di dalam penjara, Yesus hadir di tengah-tengah mereka (bdk. Mat.25: 35-36). Sebagai murid Kristus, OMK hendaknya mau peduli dengan sesamanya, mau memberi perhatian, pengampunan dan pertolongan serta mau saling menerima satu dengan yang lain.


Sementara itu Bapak DYL Prayitno dalam kata sambutan penutupnya mengatakan, perhatian terhadap gerak langkah kaum muda adalah wajib menjadi tanggung jawab kita bersama. Apa yang kita berikan kepada kaum muda akan dirasakan manfaatnya sekian tahun ke depan. Dalam lingkup kehidupan menggereja, kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Gereja adalah sebuah keniscayaan dan keharusan agar kita tidak kesulitan dalam mencetak calon-calon pemimpin Gereja dan calon pemimpin masyarakat di masa depan.

Dalam kata sambutannya, Bapak DYL Prayitno juga memberikan 6 catatan dan rekomendasi untuk para Pastor di Dekenat Kobar dan juga untuk ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Palangka Raya yang kiranya kesemuanya itu penting dan berguna dalam proses pendampingan OMK.

Kesan dan Pesan

Sebagai penutup dari kegiatan Temu OMK Sedekenat Kobar ini, ada tiga kesan dan harapan yang bisa ditampilkan dari tiga OMK dari tiga paroki.


Doki Candra, OMK dari Nangabulik, pelajar SMA I kelas 2 ketika mengungkapkan kesannya mengatakan, bahwa kegiatan temu OMK ini seru sekali. Dengannya, OMK dapat mengenal satu sama lain, lebih akrab dan meningkatkan persaudaraan. Apalagi OMKnya ramah-ramah. Ia berharap agar OMK maju terus supaya dapat menjadi generasi bangsa yang baik. Tentunya kegiatan OMK ini perlu terus diadakan, karena kegiatan ini positif sekali untuk menangkal kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari agama.


Sementara Windra, sekretaris OMK dari Paroki St. Petrus, Sukamara mengatakan, acara temu OMK dekenat Kobar ini seru. Ia merasa dapat pengalaman baru. Ia diajar untuk lebih disiplin, on time dan mampu me manage waktu dengan baik, secara khusus karena ekaristi diadakan pada waktu pagi. Ia berharap, agar acara temu OMK ini terus diadakan ke depannya lagi, karena acara ini positif sekali dalam segala aspeknya dan dapat dibuat lebih baik lagi.


Akhirnya Natalia Ratih Krisna Susanto, OMK St. Paulus, Pangkalan Bun dari lingkungan St. Herman menyatakan kesannya, bahwa kegiatan temu OMK ini sangat positif, karena ia dapat teman yang baru. Bagi teman yang lama, ini adalah sarana temu kangen kembali setelah kegiatan temu OMK di Sukamara, 2015. Ia juga merasa senang, karena kegiatan ini dapat melibatkan kembali OMK dari stasi, dapat mempererat tali silahturahmi, media untuk saling bertukar pikiran dan untuk saling mengenal lawan jenis. Ia berharap agar ke depannya, kegiatan OMK ini dapat lebih baik lagi. (FCW).



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.